Posted by : Unknown
Kamis, 06 Juli 2017
Pengertian Memory
Eksternal
Memory Eksternal adalah memori
tambahan yang berfungsi untuk menyimpan data atau program. Dengan kata lain
memory ini termasuk perangkat keras untuk melakukan operasi penulisan, pembacaan dan penyimpanan
data, di luar memori utama.
Contoh: Hardisk, Flash Disk, dan
Floppy Disk. Pada dasarnya konsep dasar memori eksternal adalah Menyimpan data
bersifat tetap (non volatile), baik pada saat komputer aktif atau tidak.
Memori eksternal mempunyai dua
fungsi utama yaitu sebagai penyimpan permanen untuk membantu fungsi RAM dan
yang untuk mendapatkan memori murah yang berkapasitas tinggi bagi penggunaan
jangka panjang.
Jenis
- Jenis Memory Eksternal
1. Berdasarkan
Karakteristik Bahan
Punched Card atau kartu
berlubang :
Merupakan kartu kecil berisi lubang-lubang yang menggambarkan berbagai
instruksi atau data. Kartu ini dibaca melalui punch card reader yang sudah
tidak digunakan lagi sejak tahun 1979.
( Purched Card atau Kartu
berlubang )
Magnetic disk : Magnetic Disk merupakan
disk yang terbuat dari bahan yang bersifat magnetik, Contoh : floppy dan
harddisk.
( Floppy Disk ) (
Harddisk )
Optical Disk : Optical disk terbuat dari
bahan-bahan optik, seperti dari resin (polycarbonate) dan dilapisipermukaan
yang sangat reflektif seperti alumunium. Contoh : CD dan DVD
( Compact Disc / CD ) (Digital Video Disc /
DVD )
Magnetic Tape : Sedangkan magnetik tape,
terbuat dari bahan yang bersifat magnetik tetapi berbentuk pita, seperti halnya
pita kaset tape recorder.
( pita
kaset tape recorder )
2. Berdasarkan
Jenis Akses Data
DASD (Direct Access Storage Device) : Mempunyai akses langsung
terhadap data. Contohnya : Magnetik (floppy disk, hard disk), Removeable hard
disk (Zip disk, Flash disk), Optical Disk dll.
( Zip Disk ) (
Flash Disk )
SASD (Sequential Access Storage Device) : Mempunyai akses data
secara tidak langsung(berurutan), seperti pita magnetik.
PENGERTIAN RAID DAN
FUNGSINYA
RAID (Redundant Array of Independent Disks)
adalah teknologi yang menggabungkan beberapa HDD (bisa 2, 3, 4, dst)
menjadi satu dan terbaca sebagai 1 harddisk. Ada istilahnya RAID 0, RAID 1,
RAID 1+0, RAID 2 dst yang akan menentukan jenisnya.
Sebagai perbandingan, bila sistem operasi
yang digunakan adalah windows, maka drive pada RAID yang muncul hanya C saja.
Beda halnya jika konfigurasi RAID tidak digunakan maka drive yang muncul adalah
C, D dan E atau bahkan lebih (satu drive untuk satu harddisk) tergantung berapa
banyak harddisk yang digunakan.
Tujuan RAID sendiri sebenarnya cuma ada 3,
yaitu kecepatan data (stripping), keamanan data (mirroring) maupun keduanya.
Awalnya RAID hanya digunakan untuk server
saja, dimana keamanan data & kecepatan sangat mutlak diperlukan. Dan untuk
membuat konfigurasi RAID ini awalnya perlu RAID card tersendiri yang harganya
sangat mahal. Namun beberapa tahun terakhir Intel menyelipkan fasilitas RAID
controller kedalam chipset ICHxR mereka sehingga RAID bisa dinikmati oleh user
lewat onboard controller pada motherboard.
RAID sebenarnya tidak serumit yang
dibayangkan, karena prinsip dasarnya RAID sebenarnya hanya ada 2, yaitu : stripping
dan mirroring.
Stripping adalah membagi kerja 2 atau lebih
hardisk untuk mengolah 1 data pada saat bersamaan. Jadi misalnya Anda menyimpan
data sebesar 1GB di 2 HDD yang distripping, maka 2 hardisk itu akan menyimpan
masing2 500GB. Demikian juga dengan loading data, 2 HDD tersebut akan kerja
bersamaan untuk membaca data. Hasilnya adalah waktu yang jauh lebih singkat (2x
lebih cepat).
Kelemahan stripping adalah jika salah satu
dari array HDD macet, maka separuh data yang disimpan di HDD yang lainpun tidak
akan bisa terbaca.
Nah, kalau Mirroring artinya Anda akan
membackup data yang sama persis di HDD lain secara realtime. Jadi ini ditujukan
untuk keamanan data. Kelemahannya adalah kerugian kapasitas. Misalnya Anda
punya 2 x HDD 2TB yang dimirroring, maka itu artinya Anda hanya memiliki 2TB
data dan 2TB data mirror. Beda dengan stripping yang artinya jika Anda memiliki
2x HDD 2 TB, maka kapasitas totalnya adalah 4 TB.
RAID yang umum digunakan untuk pengguna di
rumah adalah RAID 0, RAID 1, dan RAID 0+1.
RAID 0 banyak memberikan keuntungan secara
speed & ekonomis. Peningkatan kecepatan yang akan Anda dapatkan adalah
sebanding dengan jumlah HDD yang Anda stripping. Jadi misalnya 4 HDD bisa
400MB/s kecepatannya. Berarti bisa mengalahkan kecepatan sebuah SSD yang hanya
rata-rata 180 MB/s.
Tabel
Level RAID
RAID0
|
Level
ini menerapkan stripping, tapi tidak mem-back-up data. Dengan demikian,
kinerja PC bisa meningkat, kapasitas HDD meningkat 2x lipat, tetapi tak ada
cadangan/backup data.
|
RAID1
|
Level
ini dikenal juga dengan nama mirroring. RAID1 membuat salinan data yang ada
di harddisk lain sebagai back-up. Hal ini sangat berguna ketika data yang ada
di harddisk adalah data yang sangat penting dan tidak boleh rusak. Akan
tetapi, RAID1 tidak menawarkan peningkatan performa. Kinerja server maupun PC
tetap biasa saja.
|
RAID2
|
RAID2
menggunakan stripping antara harddisk yang digunakan. Hanya saja, beberapa
harddisk digunakan untuk menyimpan informasi mengenai pemeriksaan error dan
koreksi, Error Checking dan Correscting(ECC).
|
RAID3
|
Tipe
RAID ini menggunakan stripping dan menggunakan 1 harddisk untuk menyimpan
informasi mengenai pariti (parity). RAID3 juga digunakan untuk mendeteksi
adanya error. RAID3 berguna untuk sistem yang digunakan oleh 1 orang yang
berisi data yang amat panjang.
|
RAID4
|
RAID4
menggunakan stripe yang besar. Dengan demikian, sistem bisa membaca data dari
1 drive. Sistem yang meggunakan RAID4 bisa mengambil keuntungan dari adanya
pembacaan data secara bersamaan.
|
RAID5
|
Tipe
RAID ini memiliki array parity. Semua penulisan dan pembacaan data dapat
dilakukan bersamaan. RAID5 menyimpan data parity, tetapi tidak bisa melakukan
back-up. RAID5 paling tidak butuh 3 harddisk. Tapi biasanya 5 harddisk yang
digunakan.
|
RAID6
|
Mirip
dengan RAID5, tetapi memiliki pariti kedua yang tersebar di beberapa harddisk
sehingga menawarkan back-up yang luar biasa.
|
RAID7
|
RAID7
membuat sistem operasi sebagai controller, caching menggunakan jalur cepat.
|
RAID 0
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk
membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya
yang efisien. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi
menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh
harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka
data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya
fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0,
karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga
dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID
1
Biasa
disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk.
Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan:
jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari
harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID
2
RAID
2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk
pariti hamming, sehingga data menjadi lebihreliable. Karena itu, jumlah
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk
terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap
bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
RAID
3
RAID
3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk
reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena
itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1).
Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap
bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh
kasus:
Kita
memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama,
masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan
RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan
harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk
menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika
terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka
data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D.
Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca
dari ketiga harddisk lainnya.
RAID
4
Sama
dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan
bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
RAID
5
RAID
5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi.
Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun
paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya
juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindaribottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindaribottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID
6
Secara
umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2
(p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan
adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada
saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk
mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan
lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan
tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Download Materi Selengkapnya Disini => Download
Related Posts :
- Back to Home »
- macam-macam memory eksternal , Memory eksternal »
- MACAM-MACAM MEMORY EKSTERNAL