Archive for Januari 2018

BAB VI DESAIN SISTEM

Kamis, 11 Januari 2018
Posted by Unknown
1.   Arti Desain Sistem 
a.   Tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan sistem
b.   Menggambarkan bagaiman suatu sistem dibentuk
c.  Mengkonfirmasikan dari komponen2 perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem 

2.  Tujuan Dari Sistem 
a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer 

3.  Tekanan-Tekanan Desain
      Tekanan-Tekanan Desain adalah tekanan-tekanan yang harus dipertimbangkan dalam
mendesain suatu sistem informasi supaya dapat mengena sasarannya.

Perancang sistem informasi harus memperhatikan sejumlah Tekanan-Tekanan Desain yang mempengaruhi kerjanya, yaitu:
      1.      Kualitas dan kegunaan informasi
   Sistem informasi harus dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu tepat waktunya (timely), tepat nilainya (accurate) dan relevan (relevance).
      2.      Kebutuhan-kebutuhan sistem :
   a. Keandalan > menunjukan seberapa besar sistem dapat di andalkan untuk melakukan suatu proses yang dapat dipercaya dan dibutuhkan
       b. Ketersediaan> berarti bahwa sistem mudah diakses oleh user
    c. Keluwesan> menunjukan bahwa sistem mudah beradaptasi yang memuaskan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan user yang berubah.

4.      Kemudahan dipelihara
     Setelah sistem diterapkan, maka sistem harus dipelihara misalnya hal-hal yang tidak berfungsi harus dikoreksi, permintaan-permintaan khusus harus dipenuhi dan peningkatan peningkatan sistem secara umum harus dilakukan
         Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data
1.  Volume> menunjukan volume data yang terlibat dalam pengolahan data. Volume menunjukan jumlah dari data yang harus diproses dalam satu periode waktu tertentu.
2.     Hambatan waktu pengolahan>  menunjukan jumlah dari waktu yang dapat diterima  saat data siap diproses sampai informasi dihasilkan.
3.    Permintaan perhitungan > merupakan model-model matematik yang harus diterapkan sehingga informasi dapat dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh user.
4.      Faktor-faktor organisasi
A. Sifat organisasi> untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan informasi bagi suatu organisasi yang tertentu, pertama kali yang perlu dipahami adalah sifat organisasi.
B.      Tipe organisasi > dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.  Organisasi fungsional , yaitu setiap manajer bertanggung jawab untuk area fungsi tertentu, misal produksi, marketing dll
2.  Organisasi divisional, yaitu tiap-tiap manajer divisi bertanggung  jawab terhadap semua fungsi dalam divisinya
3.  Organisasi matrix, yaitu beberapa manajer mempunyai tanggun jawab bersama terhadap suatu fungsi dalam suatu proyek.
C.    Ukuran organisasi> semakin besar ukuran organisasi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan
D.    Struktur organisasi> juga merupakan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Contoh : tanggung jawab terhadap manajemen persediaan dapat berada pada tanggung jawab departemen produksi di suatu organisasi atau dapat berada pada departemen pembelian pada organisasi yang lain. Pada departemen produksi biasanya membutuhkan informasi mengenai ketersediaan persediaan, perputaran persediaan dan kualitasnya. Sedangkan pada departemen pembelian lebih membutuhkan informasi mengenai harga dan pemasok.
E.      Gaya manajemen> terdapat 2 gaya manajemen tersebut yaitu:
1.      Gaya manajemen yang otokratik lebih senang dengan sistem informasi yang terpusat (centralized)
2.      Gaya manajemen yang demokratik lebih senang dengan informasi yang tersebar (decentralized)

5.      Kebutuhan-kebutuhan biaya efektifitas
Desain sistem informasi perlu dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dengan manfaat informasi yang dihasilkan.

6.      Faktor-faktor manusia
Analisis sistem harus mencoba untuk dapat mendesain sistem yang dapat diterima oleh semua pemakaiannya, tidak hanya satu atau dua oramg pemakai saja. Sistem informasi yang di desain dengan memperhatikan faktor-faktor manusianya akan didapat sistem informasi dengan user interface yang baik dan dapat meningkatkan produktifitas pemakainya.

7.      Kebutuhan-kebutuhan kelayakan
    Lima macam kelayakan harus tetap diperhitungkan dalam desain sistem informasi. Lima macam kelayakan ini adalah kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan jadwal, kelayakan operasi, dan kelayakan hukum. Walaupun kelayakan-kelayakan ini telah dinilai pada tahap perencanaan sistem, tetapi dalam tahap desain sistem juga harus dipertimbangkan kembali, karena kemungkinan apa yang direncanakan di tahap perencanaan sistem mungkin di tahap desain sistem mengalami perubahan-perubahan

A. Pengertian


Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.  Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.


B. Teknik Pengumpulan Data


  1. Metode Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observer.
Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Supardi, 2006 : 88). Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :

1. Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas (Supardi, 2006). Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.Observasi Partisipan

2. Observasi Non Partisipan
Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162).
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dan lain-lain. Observasi diartikan sebagai pengamatan dengan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan
Kelebihan Observasi Non Partisipan :
1. Murah dan mudah dilaksanakan
2. Dapat dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu
3. Observer yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.

Kekurangan Observasi Non Partisipan :

1. Peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa
2. Banyak peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik, harapan
3. Observer dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya
4. Observasi banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati


  1. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam  atau observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.  Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke moderator, dan seterusnya. Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis.
  1. Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Teknik angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
  1. Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
  2. Angket tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
  1. Pertanyaan tertutup : Alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal memilih.
  2. Pertanyaan terbuka : Alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas memberikan jawaban.
Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
  1. Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
  2. Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
  3. Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
  4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
Tabel. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Angket
KelebihanKekurangan
1.      Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. 2.      Hasil dapat segera diumumkan.
3.      Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
1.      Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
2.      Sulit menyusun item yang tepat.
3.      Jawaban bisa subjektif.
  1. Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian :
  1. Dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan.
  2. Dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja.
  3. Dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat menjawab pertanyaan;
  1. Apa tujuan dokumen itu ditulis?
  2. Apa latar belakangnya?
  3. Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?
  4. Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?
  5. Untuk siapa?
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85) :
  1. Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai.
  2. Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya.
  3. Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
  4. Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
  5. Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
  6. Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.
  1. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
  1. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada.
  1. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.
  1. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
  1. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
  1. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2005 : 186).
Wawancara yang juga dikenal dengan interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam. Selain itu wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon. Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca atau menulis, termasuk anak-anak.
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Wawancara bebas
Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 : 100).
  1. Wawancara terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab (Supardi, 2006 : 100).
  1. Wawancara bebas terpimpin
Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin (Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.
Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai hal yang akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih terfokus.
Jenis- jenis wawancara, yaitu :
  1. Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
  • Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
  • Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
  • Bisa membaca isyarat non verbal
  • Bisa memperoleh data yang banyak
Kekurangannya adalah :
  • Membutuhkan waktu yang lama.
  • Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah.
  • Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan.
  • Pewawancara perlu dilatih
  • Bisa menimbulkan bias pewawancara
  • Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
  1. Wawancara via phone
Kelebihan :
  • Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
  • Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
  • Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka).
Kelemahan :
  • Isyarat non verbal tidak bisa dibaca.
  • Wawancara harus diusahakan singkat.
  • Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel.
Adapun data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara tersebut di atas adalah seperti : pelaksanaan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan nilai UAN.

BAB IV Analisis Sistem

Rabu, 10 Januari 2018
Posted by Unknown
Pengertian Analisis Sistem dan Fungsinya – Berbeda dengan analisis data yang lebih pada cara untuk mengelolah data menjadi sebuah informasi. Sedangkan anaisis sistem ini lebih kepada penjabaran dari suatu sistem informasi yang telah dihasilkan. Nah, untuk lebih jelasnya berikut ulasan mengenai pengertian analisis sistem dan fungsinya yang akan kami kupas secara tuntas untuk anda. Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem ialah penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam berbagai bagian komponennya dengan maksud agar bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam masalah atau hambatan yang timbul pada sistem sehingga nantinya bisa dilakukan penanggulangan, perbaikan dan juga pengembangan.

Lalu orang yang atau kelompok yang melakukan perbaikan atau perancangan suatu sistem dinamakan dengan sistem analis. Sistem analis adalah orang atau kelompok yang melaksanakan pengembangan sistem. Sistem analis menekuni permasalah ataupun kebutuhan pada suatu sistem dan sistem analis juga merupakan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya proses analisa ataupun perancangan pada sistem informasi.

Fungsi Sistem Analisis

1. Bisa mengidentifikasikan masalah-masalah dari user atau pemakai.
2. Dapat menentukan secara akurat mengenai tujuan yang harus didapatkan agar bisa memenuhi kebutuhan pengguna.
3. Bisa memilih metode alternatif dalam memecahkan masalah pada sistem.
4. Bisa merencanakan maupun menerapkan rancangan sistem sesuai dengan apa yang dikehendaki penggunanya.

Tanggung Jawab Sistem Analis :

1. Pengambilan data yang efektif dari sumbernya
2. Aliran data pada sistem
3. Pemprosesan dan penyimpanan data
4. Aliran dari informasi yang berguna kembali pada proses maupun pemakainya.

Tugas Umum dan Teknis Dari Sistem Analis :

1. Menghimpun dan menganalisa dokumen atau file yang berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan.
2. Menyusun dan menyampaikan laporan untuk perbaikan sistem yang sedang berjalan pada pengguna.
3. Mendesain sebuah sistem perbaikan dan mengidentifikasi aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
4. Melakukan analisa, menyusun anggaran ataupun keuntungan yang diperoleh pada sistem yang baru.
5. Mengawasi berbagai macam aktivitas yang terjadi pada sistem yang baru dibuat.

Tugas Teknis dari Sistem Analis :

1. Mempersiapkan gambaran kerja di dalam sistem yang baru.
2. Melaksanakan penyusunan prosedur untuk pengawasan kerja.
3. Melaksanakan penyusunan Data Flow Diagram (DFD), Structured Analysis and Design Technique (SADT) dan FlowChart untuk melaksanakan perancangan pada sistem yang baru dengan lebih mendetail.
4. Melaksanakan perancangan pola penagawan pada data yang bersifat sangat pentig.
5. Melaksanakan penyusunan terhadap dokumen dan juga berbagai file agar bisa dipakai pada komputer supaya sistem yang baru dibuat bisa berjalan dengan efektif dan lancar.
6. Melaksanakan perancangan pada bentuk input maupun outputnya agar lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pengguna.
7. Melaksanakan penyusunan dokumentasi yang ada kaitannya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh sistem analis dalam merancang suatu sistem yang baru.

Langkah Kerja Dari Sistem Analis :

1. Melakukan identifikasi permasalahan yang ada pada sistem
2. Melakukan studi kelayakan dan juga memahi kinerja dari sistem yang ada
3. Melakukan analisa dan juga perancangan sistem
4. Melakukan penerapan sistem
5. Melakukan evaluasi dan pemeliharaan sistem

Pribadi Dari Sistem Analis :

1. Bisa bekerjasama dengan suatu tim
2. Bisa berkomunikasi dengan baik
3. Selalu bersikap sopan dan santun
4. Menghargai pendapat teman yang ada dalam tim
5. Mempunyai sikap yang tegas
6. Memiliki kreativitas dan invoasi yang tinggi, dan lain-lain 
Welcome to My Blog
Diberdayakan oleh Blogger.

- © ZONA BELAJAR -- MASDINO -