Archive for Desember 2017

BAB III Kebijakan dan Perencanaan Sistem

Jumat, 22 Desember 2017
Posted by Unknown
I. Definisi Kebijakan dan Perencanaan Sistem

A. Definisi Kebijakan Sistem

Kebijakan sistem merupakan landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem.

B. Definisi Perencanaan Sistem

Perencanaan Sistem adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.

II. Proses Perencanaan Sistem

Proses perencanaan sistem dibagi dalam 3 proses utama yaitu:

1. Merencanakan proyek-proyek sistem, meliputi:

a. Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
b. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem
e. Menentukan prioritas proyek-proyek sistem
f. Membuat laporan perencanaan sistem

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan, meliputi:

a. Menunjuk team analis
b. Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3. Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan, meliputi:

a. Melakukan studi kelayakan
b. Menilai kelayakan proyek sistem
c. Membuat usulan proyek sistem
d. Meminta persetujuan manajemen

III. Studi Kelayakan

1. Definisi Studi Kelayakan

Studi Kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau tidak.

2. Faktor-faktor yang perlu dinilai dalam studi kelayakan

a. Ekonomi Kelayakan

Ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Lebih dikenal sebagai biaya / manfaat analisis, prosedur ini adalah untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem kandidat dan membandingkan mereka dengan biaya. Jika manfaatnya lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya versus manfaat sebelum mengambil tindakan.

Biaya studi berbasis: Sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor biaya dan manfaat, yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
Biaya pengembangan dan Biaya operasi. Ini adalah analisis biaya yang akan dikeluarkan dalam sistem dan manfaat diturunkan keluar dari sistem.

Waktu studi berbasis: Ini adalah analisis dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pengembalian investasi. Nilai masa depan dari proyek adalah juga merupakan faktor.

b. Hukum Kelayakan

Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan Kis Perlindungan Data setempat.

c. Operasional Kelayakan

Kelayakan operasional adalah ukuran dari seberapa baik sistem yang diusulkan memecahkan masalah, dan mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan diidentifikasi dalam tahap analisis persyaratan pengembangan sistem.

d. Jadwal Kelayakan

Sebuah proyek akan gagal jika waktu terlalu lama untuk diselesaikan sebelum berguna. Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan mengambil untuk mengembangkan, dan jika dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu menggunakan beberapa metode seperti payback period. Jadwal kelayakan adalah ukuran seberapa wajar jadwal proyek. Mengingat keahlian teknis kami, adalah tenggat waktu proyek yang wajar? Beberapa proyek yang dimulai dengan tenggat waktu tertentu. Anda perlu menentukan apakah tenggat waktu adalah wajib atau diinginkan.

e. Pasar dan Kelayakan Real Estate

Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estat, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan studi pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji lahan alternatif untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan studi kelayakan sebelum mereka akan menyetujui permohonan izin untuk ritel, komersial, industri, manufaktur, kantor perumahan, atau dicampur-menggunakan proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan pentingnya bisnis di area yang dipilih.

f. Sumber Daya Kelayakan

Hal ini melibatkan pertanyaan seperti bagaimana banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem baru, ketika itu dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi.

g. Budaya Kelayakan

Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya di tingkat lokal dan umum budaya. Sebagai contoh, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-faktor ini menjadi terkenal. Selanjutnya budaya perusahaan bisa berbenturan dengan hasil proyek. h. Kelayakan Keuangan

Dalam kasus proyek baru, viabilitas keuangan dapat dinilai berdasarkan parameter berikut:
· Perkiraan total biaya proyek
Pembiayaan proyek dalam hal struktur modal, rasio utang ekuitas dan berbagi promotor dari total biaya
· Ada investasi oleh promotor di bisnis lain
· Proyeksi arus kas dan profitabilitas
i. Produksi
Studi kelayakan output laporan studi kelayakan, laporan yang merinci kriteria evaluasi, temuan penelitian, dan rekomendasi.
3. Proyek sistem
Proyek sistem adalah pengembangan sebuah sistem informasi dalam suatu organisasi.
Contoh: Proyek-proyek sistem yang bisa dikembangkan dalam sebuah Rumah Sakit adalah:
1. Membuat sistem perancangan pendaftaran pasien baru
2. Membuat sistem perancangan pemesanan obat-obatan
3. Membuat sistem perancangan pembayaran gaji karyawan
4. Membuat sistem perancangan pendaftaran rawat inap

BAB II Tinjauan Umum Pengembangan Sistem

Minggu, 17 Desember 2017
Posted by Unknown
1. Definisi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistemyang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini: 

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
2. Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
3. Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaanperusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
4. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
5. Tidak efisiennya operasi.
6. Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
7. Pertumbuhan organisasi.

Sebuah sistem informasi adalah untuk mengatur manusia dan komponen-komponenmesin, dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk mendukung kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah organisasi dan para pengguna sistem. Sistem tersebut tidak seperti paket program perangkat lunak aplikasi tetapi harus terlebih dahulu dikostumisasi.

2. Alasan Pengembangan Sistem

- Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama
- Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
- Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah

3. Prinsip dalam Pengembangan Sistem

- Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
- Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
- Semua alternative yang ada harus diinvestigasikan
- Investasi yang terbaik harus bernilai
- Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
- Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
- Proses pengembangan sistem tidak harus urut
- Jangan takut membatalkan proyek
- Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem



5. Metodologi Pengembangan Sistem

System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi (O’Brien, 2001). Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan.

Menurut Roger S. Pressman, terdapat beragam model proses pengembangan perangkat lunak, diantaranya

- Linear Sequential Model (Model Sekuensial Linear)

Model ini pertama kali dikemukakan oleh Royce. Model ini sering disebut model klasik atau waterfall. Model ini menyarankan pendekatan pengembangan secara sekuen dan sistematik untuk pengembangan perangkat lunak. Model ini merupakan model yang tertua. Model ini terdiri atas beberapa tahap yaitu: rekayasa dan pemodelan sistem/informasi, analisis kebutuhan perangkat lunak, desain, generasi kode, pengujian dan pemeliharaan.

- Prototyping Model (Model Prototipe)

Model Prototipe (Prototype Paradigma) dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perancangan kilat. Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe yang kemudian dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembang perangkat lunak.

- Rapid Application Development (RAD) Model

RAD adalah sebuah model proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yangn menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD merupakan adaptasi “berkecepatan tinggi” dari linear sequential model dimana pengembangan yang cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

6. Pendekatan dalam Pengembangan Sistem

A. Dipandang dari metodologi yang digunakan :

a. Pendekatan Klasik (Clasical approach )

Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional adalah pengembangan sistem dengan mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle. Tetapi pada kenyataannya pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah :

1. Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.

2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin

5. Masalah dalam penerapan sistem

b. Pendekatan Terstruktur (structured approach )

Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan dalam pengembangan sistem.

B. Dipandang dari sasaran yang dicapai :

a) Pendekatan Sepotong (piecerneal approach )

Pendekatan yg menekankan pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.

b) Pendekatan Sistem (systems approach )

Pendekatan yg menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi

C. Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari Sistem :

a. Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach )

Pendekatan dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tsb. (merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik disebut juga data analysis) .

b. Pendekatan Atas Turun

Dimulai dari level atas yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis kebutuhan informasi , lalu proses turun ke pemrosesan transaksi (merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur disebut juga decision analysis )

D. Dipandang dari cara mengembangkannya :

a. Pendekatan Sistem menyeluruh

Pendekatan yg mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh. (merupakan ciri -ciri pendekatan klasik )

b. Pendekatan Moduler

Pendekatan yg berusaha memecah sistem yg rumit menjadi beberapa bagian / modul yg sederhana (merupakan ciri -ciri pendekatan terstruktur )

E. Dipandang dari teknologi yg digunakan :

a. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach )

Pendekatan yg menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak penggunaan teknologi canggih. Perubahan ini banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.

b. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach )

Pendekatan yg menerapkan perubahan canggih hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan akan terus berkembang.

7. Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem

Dapat berupa :

1. Grafik

HIPO, DFD, SADT, W/O, JSD

2. Bagan

a. Bagan untuk menggambarkan aktivitas

b. Bagan untuk menggambarkan tata letak

c. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil

Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem antara lain :

• Teknik Manajemen Proyek : CPM, PERT

• Teknik Menemukan Fkata : Wawancara, Observasi, Kuesioner, Sampling

• Teknik Analisis Biaya

• Teknik Menjalankan Rapat

• Teknik Inspeksi

Penyebab kegagalan pengembangan sistem :

• Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem

• Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai

• Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya

• Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan

• Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai

• Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara

• Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik

Mengatasinya digunakan :

• SDLC

• Prototipe

• Perangkat Pemodelan

• Teknik Manajemen Proyek

• CASE

• JAD

• Keterlibatan pemakai
1.1.             Konsep Dasar Sistem
a.       Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika  sering kali bisa dibuat.
B. Karakteristik Sistem : Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh sistem.
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang berarti saling bekerja sama membentuk satu kesatuan
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan dari luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan merugikan.

4. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsitem yang lain.

5. Masukan Sistem
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan Perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat dioperasikan. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Tujuan Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan. Kalau suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

C. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

- Sistem Abstrak  X Sistem Fisika
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Contoh : Sistem Teologi yang menerangkan hubungan manusia dengan Tuhan. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Contoh : Sistem Komputer, Sistem Keuangan.

- Sistem Alamiah X Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak dibuat oleh manusia. Contoh pada sistem alamiah : sistem peredaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Contoh: sistem robotika.

- Sistem Deterministik  X  Sistem Probabilistikr
Sistem deterministik adalah sistem yang berinteraksi antara bagiannya yang dapat diprediksi secara pasti. Contoh : sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang tidak bisa diprediksikan secara pasti. Contoh : Sistem manusia.

- Sistem Tertutup X Sistem Terbukar
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Contoh : tabung reaks. Sedangkan  bergsistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar. Contoh : Sistem Organisasi.

1.2.        Konsep Dasar Informasi
a.     Definisi Sistem

1. Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. 
2. Azhar Susanto (2004:46) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi, menyatakan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.
Kesimpulannya : informasi adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data, sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. 
3.Tata Sutabri (2003: 23) menyebutkan bahwa “Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”. Nilai informasi menurut Tata Sutabri (2003: 31) didasarkan atas sepuluh sifat diantaranya:
ü  Mudah diperoleh.Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh.
ü  Luas dan lengkap. Sifat ini menunjukan lengkapnya isi informasi.
ü  Ketelitian. Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
ü  Kecocokan. Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai.
ü  Ketepatan waktu. Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari siklus untuk mendapatkan informasi.
ü  Kejelasan. Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
ü  Keluwesan. Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan.
ü  Dapat dibuktikan. Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
ü  Tidak ada prasangka. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
ü  Dapat diukur. Sifat ini menunjukan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.

B.   Silkus Informasi
Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi.

C.   Mutu Informasi
Kualitas Informasi tergantung dari:
1. Informasi harus akurat : Informasi harus terbebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bisa dan tidak menyesatkan.
2. Informasi harus tepat waktu : Informasi yang datang kepada penerimanya tidak boleh mengalami keterlambatan.
3. Informasi harus relevan : Informasi memiliki bermanfaat bagi penerimanya.

Nilai Informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal :
1.    Manfaat dari informasi tersebut
2.    Biaya untuk mendapatkan informasi

1.3.        Konsep Dasar Sistem Informasi
a.     Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan Menurut Tejoyuwono (2006), sistem informasi merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada sekedar penyajian. Setiap sistem informasi menyajikan tiga aspek pokok:
1.      pengumpulan dan pemasukan data,
2.      penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data
3.      penerapan data, yang dalam hal sistem informasi termasuk penayangan (display) data.

 b.    Peranan Sistem Informasi
Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengembilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategis kompetitif.
*)   Menunjang kegiatan bisnis operasional.
*) Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi kegiatan bisnis sehari-hari. Ketkka tanggapan atau respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan sistem informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke berbagai fingsi bisnis menjadi kritis atau penting.
*)  Menunjang untuk pengambilan keputusan.
*)  Sistem informasi dapat mengombinasikan informasi untuk membantu manajer menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih tepat, dan lebih bermakna.
*)  Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran startegis perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar.

c.      Komponen Sistem Informasi
Menurut Sutarman (2012:14), Komponen-komponen dasar dari  sistem informasi antara lain sebagai berikut:
1. Hardware
Kumpulan peralatan seperti Perangkat keras, processor, monitor, keyboard, dan printer yang menerima data dan informasi, memproses data teresbut, mengolahnya dan menampilkan data tersebut.
2. Software
Kumpulan program-program komputer yang memungkinkan hardware  memperluas data.
3. Database
Sekumpulan file yang saling berhubungan dan terorganisasi atau kumpulan record-record yang menympan data dan hubungan di antaranya.
4. Network
Sebuah sistem yang terhubung yang menunjang adanya pemakaian bersama sumber di antara komputer-komputer yang berbeda.
5. People
Elemen yang paling penting dalam sistem informasi, termasuk orang-orang yang bekerja dengan sistem informasi atau menggunakan output-nya.


Welcome to My Blog
Diberdayakan oleh Blogger.

- © ZONA BELAJAR -- MASDINO -